Blue Bell’s Weblog

April 10, 2008

Dewasa dalam Kristus

Filed under: Indonesia, Renungan Harian — lydiairawati @ 3:18 am

… supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebalik¬nya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir
1 Korintus 1:10

Bacaan: 1 Korintus 3:1-9
Setahun: 2 Samuel 23-24; 1 Raja-raja 1

Pengalaman hidup menyaksikan bahwa di mana-mana terjadi perselisihan; baik di rumah tangga, di kantor, apalagi di dunia politik. Termasuk juga di tempat yang seharusnya terjadi “damai sejahtera”, yakni di dalam gereja. Bahkan di tempat yang terakhir ini, terkadang perselisihan sulit didamaikan atau diselesaikan.

Kita belajar dari Paulus tentang hal ini. Menurutnya, perselisihan atau perpecahan menunjukkan ketidakdewasaan dalam Kristus (ayat 1), sebab manusia duniawi masih mengemuka di situ (ayat 3). Apabila seseorang masih hidup dengan lebih mengutamakan keakuannya dan tidak mengusahakan hidup yang rohani, maka hidupnya masih dapat diliputi oleh keirihatian dan perselisihan (ayat 4).

Untuk menyelesaikan perselisihan atau perpecahan, kedua pihak mesti berusaha hidup secara “rohani” dengan bercermin pada kehidupan Yesus Kristus; baik dalam perkataan, perasaan, pikiran, maupun tindakan. Selebihnya, Paulus menasihati jemaat di Korintus (ayat 7,8), juga kita, agar dalam hidup bersekutu kita berusaha untuk selalu seia sekata, serta sehati sepikir. Dengan hati yang sama-sama rindu dan sepakat untuk memiliki hidup yang rohani, anak-anak Tuhan akan lebih erat dan bersatu, sehingga tidak terjadi perselisihan.

Perselisihan kerap kali terjadi karena ego manusia hendak saling mengemuka. Padahal bila direnungkan, siapakah kita, sehingga ada keangkuhan di antara saudara? Bahkan Yesus Kristus yang adalah Tuhan, menjadi teladan bagi kita dengan rela menanggalkan ego-Nya, dan turun menjadi manusia untuk mati secara nista di kayu salib. Sebab itu, untuk menghindari perselisihan, landasi segala sesuatu dengan kasih—ENO


SERIBU TEMAN TERASA KURANG
SETENGAH MUSUH TERASA LEBIH!

1 Korintus 3:1-9
3:1 Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
3:2 Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya.
3:3 Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
3:4 Karena jika yang seorang berkata: “Aku dari golongan Paulus,” dan yang lain berkata: “Aku dari golongan Apolos,” bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?
3:5 Jadi, apakah Apolos? Apakah Paulus? Pelayan-pelayan Tuhan yang olehnya kamu menjadi percaya, masing-masing menurut jalan yang diberikan Tuhan kepadanya.
3:6 Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan.
3:7 Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan.
3:8 Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.
3:9 Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Leave a Comment »

No comments yet.

RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.